WISATAPEDIA - Teruntuk sobat traveling yang lagi di Jogja, jalan jalan yuk ke Museum Benteng Vredeburg. Mari kenali Sejarah Berdiri dan Fungsinya dari masa ke masa.
Coba deh baca penjelasan dibawah ini secara lengkap menguraikan historis panjang pembangunan benteng tersebut, yuk baca.
Mengenal Museum Instagramable di Jogja
Memang akan ada banyak tujuan tempat wisata sejarah, budaya dan alam yang lagi hits populer, terbaru di Jogja.
Salah satunya yang bisa kamu kunjungi ketika berada di Jogja yaitu museum. Nah begitu juga dengan museum yang ada banyak di Yogyakarta.
Kurang lebih ada 25 lebih museum yang bisa menjadi kunjungan kamu bersama keluarga dan anak anak untuk mengenal sejarah serta budayanya tersebut.
Berdasarkan peninggalan atas museum. Namun, pada kesempatan kali ini kita akan menggali beberapa informasi penting.
Sebelum kamu jalan jalan untuk berfoto dan mensharenya ke media sosial, ada baiknya kamu kenali dulu sejarah, keunikan, koleksi dan tiket masuknya.
Sejarah Awal Berdirinya Benteng
Setiap museum yang ada pastinya sudah punya sejarah berdiri dan keunikannya sendiri. Lalu bagaimana dengan salah satu museum Benteng Vredeburg ini ?
Dilansir WisataPedia dari halaman website Museumindonesia.com pada Jumat, 07 Januari 2022.
Menjelaskan sejarah singkat Benteng Vredeburg Yogyakarta yaitu benteng yang pertama kali dibangun tahun 1760.
Dimana pembangunan benteng ini oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I yang mana atas permintaan Belanda.
Pada masa itu gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa yang dipimpin oleh Nicolaas Harting.
Maksud dari pembangunan benteng yaitu dengan dalih untuk menjaga keamanan keraton dan keamanan di sekitarnya.
Namun, dibalik itu semua ada maksud Belanda yaitu adalah memudahkan dan mengontrol segala perkembangan yang telah terjadi di dalam keraton.
Nah benteng dibangun sejak awal masih dalam keadaan sederhana. Temboknya hanya dari tanah yang diperkuat dengan tiang tiang penyangga dari kayu, serta pohon kelapa dan aren.
Kemudian bangunan di dalamnya terdiri atas bambu, kayu dengan atap hanya ilalang. Dibangun benteng ini dengan bentuk bujur sangkar.
Yang mana keempat sudutnya dibuat tempat penjagaan yang dikenal dengan sebutan seleka atau bastion.
Nah selanjutnya, oleh Sultan ke-4 sudut itu diberi nama dengan sebutan Jaya Wisesa atau memiliki arti sudut barat laut, Jaya Purusa atau sudut timur laut.
Jaya Prakosaningprang atau sudut barat daya dan Jaya Prayitna atau sudut tenggara.
Selanjutnya, pada masa Gubernur Belanda yang dipimpin oleh W H van Ossenberg, ia mengusulkan agar benteng ini dibangun dengan lebih secara permanen.
Untuk agar lebih menjamin keamanan saja. Pada tahun 1767 pembangunan benteng mulai dilaksanakan, dibawah pengawasan ahli ilmu bangunan dari Belanda, bernama Ir Frans Haak.
Nah pembangunan Benteng Vredeburg baru selesai pada tahun 1787. Hal itu dikarenakan Sultan HB I pada saat itu sedang disibukkan dengan adanya pembangunan keraton.
Dimana setelah pembangunan benteng selesai, barulah diberi nama dengan sebutan Rustenberg yang memiliki arti benteng peristirahatan.
Selanjutnya tahun 1867 di Jogja terjadi gempa bumi yang dahsyat sehingga membuat rusak sebagian bangunan benteng.
Setelah diadakan perbaikan nama benteng diubah menjadi Vredeburg yaitu artinya benteng perdamaian.
Dimana hal itu yang menjadi sebagai manifestasi hubungan antara Belanda dan Keraton yang tidak saling menyerang lagi.
Historis Status Kepemilikan dan Fungsinya
Dalam catatan untuk status kepemilikan dan fungsi benteng yaitu sebagai berikut :
1. Pada tahun 1760-1765 yaitu pada awal pembangunannya status tanah tetap milik keraton.
Namun, pengunaannya dibawah pengawasan dari Nicolaas Harting, Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa.
2. Pada tahun 1765-1788, dimana status tanah secara formal tetap milik keraton.
Tapi, untuk penguasaan benteng dan tanahnya yaitu dipegang oleh Belanda dibawah Gubernur W H Ossenberg.
3. Pada tahun 1788-1799, dimana status tanah tetap milik keraton. Nah kemudian untuk masa ini benteng digunakan secara sempurna oleh VOC.
4. Pada tahun 1799-1807, dimana status tanah secara formal tetap milik keraton.
Dan penggunaan benteng itu secara de facto menjadi milik pemerintah Belanda dibawah Gubernur van de Burg.
5. Pada tahun 1807-1811, dimana secara formal tanah tetap milik keraton. Kemudian secara de facto benteng itu menjadi milik Belanda dibawah pengawasan Gubernur Daendels.
6. Pada tahun 1811-1816, dimana secara yuridis benteng tetap milik keraton.
Dan kemudian untuk secara de facto dipegang kuasa oleh Inggris dibawah pengawasan Gubernur Jenderal Raffles.
7. Pada tahun 1816-1942, dimana status tanah tetap milik keraton dan secara de facto dipegang oleh pemerintah Belanda.
Sampai menyeragnya Belanda ditangan Jepang. Benteng ini kemudian dikuasai sepenuhnya oleh Jepang pada saat itu.
Dimana ditanai dengan perjanjian kalijati di Jawa Barat pada Maret 1942.
8. Pada tahun 1942-1945, dimana untuk status kepemilikan tetap punya keraton.
Namun, untuk secara de facto dipegang oleh Jepang sebagai markas tentara kempeitai, gudang mesiu, dan rumah tahanan bagi orang Belanda.
Dan Indo Belanda serta kaum politisi RI yang menentang Jepang pada masa itu.
9. Pada tahun 1945-1977, dimana status tanah tetap punya keraton. Nah setelah adanya Proklamasi Kemerdekaan RI, benteng dimabil alih oleh instansi militer RI.
Selanjutnya, tahun 1948 sempat diambil alih sementara oleh Belanda pada saat itu waktu agresi Belanda kedua.
Kemudian setelah adanya serangan umum pada 1 Maret 1949 benteng ini dibawah pengelolaan APRI atau Angkatan Perang Republik Indonesia.
10. Pada tahun 1977-1992, dimana dalam periode ini status pengelolaan benteng diserahkan dari pihak Hankam kepada Pemerintah Daerah Yogyakarta dan tanggal 9 Agustus 1980.
Dimana diadakan perjanjian tentang pemanfaatan bangunan bekas Benteng Vredeburg antara Sri Sultan HB IX dengan Mendikbud Dr Daud Jusuf.
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Mendikbud Prof Dr Nugroho Notosusanto pada tanggal 5 November 1984, vahwa bekas Benteng Vredeburg akan difungsikan sebagai sebuah museum.
Nah kemudian, tahun 1985 Sri Sultan mengizinkan diadakannya perubahan bangunan sesuai dengan kebutuhannya yaitu untuk sebuah museum dan pada tahun 1987.
Museum benteng ini baru dibuka untu umum. Nah untuk perihal tanah status pada periode ini tetap dimiliki oleh keraton atau Kesultanan Yogyakarta.
11. Pada tahun 1992 sampai sekarang, dimana berdasarkan SK Mendikbud RI Profesor Fuad Hasan No. 0475/0/1992 tanggal 23 November 1992.
Untuk secara resmi Benteng Vredeburg menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan diberi nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Dengan menempati tanah seluas 45.574 meter persegi. Kemudian, pada tanggal 5 September 1997 dalam rangka peningkatan fungsionalisasi museum.
Dimana museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mendapatkan limpahan untuk dapat mengelola museum Perjuangan Yogyakarta di Brontokusuman Yogyakarta.
Berdasarkan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : KM 48/OT.001/MKP/2003 pada tanggal 5 Desember 2003.
Nah itulah sekilas penjelasan dan pembahasan mengenai topik tentang Museum Benteng Vredeburg : Sejarah dan Fungsinya.
Sumber Bacaan :
https://www.museumindonesia.com
Instagram : https://www.instagram.com/museum.benteng.vredeburg/
Sumber Foto :
https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/benteng-vredeburg